Tetap Bahagia dan Jauhkan Rasa Gundah

Penting bagi seorang mukmin selalu menunjukkan sikap bahagia dan bersyukur, meskipun sedang mengalami banyak masalah, penderitaan atau kesedihan. Dengan modal dasar keimanan yang kuat yang dibangun di atas ilmu dan diaplikasikan dengan amal saleh.

Niscaya hidupnya akan damai jauh dari perasaan gelisah, sedih berlebihan, resah memikirkan dunia yang tak seindah yang diharapkan atau resah memikirkan kenikmatan yang Allah Ta’ala berikan pada orang lain.

Seorang mukmin yang yakin akan adanya kehidupan akhirat, isi hatinya akan tenang dan ibadahnya juga akan fokus karena dia hanya mengejar kemuliaan akhirat atau surga dan dengan pahamnya dia bahwa kehidupan dunia adalah ujian yang akan membuatnya tidak galau saat dia menjumpai perkara-perkara yang tidak dia sukai.

Banyak masalah yang seringkali muncul dan memicu hati menjadi gelisah, susah tidur, makan serasa tak enak dan jika tidak terbayar akan dituntut di akhirat. Karena hutang, hati menjadi tidak tenang, karena hutang hati gelisah, apalagi saat waktunya untuk membayar telah tiba.

Jiwa akan damai ketika kita hidup terbebas dari hutang, meskipun kehidupan kita serba kesederhanaan. Berbeda dengan orang yang sekilas kehidupannya bahagia dan mewah namun sebenarnya hatinya gundah karena harus memikirkan setoran, terlebih lagi jika sistemnya riba, Subhanallah.

Selain riba ada lagi penyakit hati yang membuat kepala pusing, yaitu hasad, hasad penyakit yang dapat membebani hati. Saat hati dihinggapi hasad atau iri hati kepada orang lain, maka hati seseorang akan merana dan sedih. Membenci orang lain karena kelebihannya, membenci orang karena kesuksesannya.

Penyakit hasad ini hanya akan menyiksa bahkan bisa memicu permusuhan dengan orang lain. Allah Ta’ala berfirman yang artinya : “Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain.(karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS An-Nisa : 32 )

Jadi sebisa mungkin sebagai seorang mukmin kita harus bisa menjauhi tiga perkara, yaitu berhutang, hasad, dan tidak qana’ah, agar hidup kita terbebas dari perasaan gundah, gelisah dan berpikiran negative. Supaya hati bahagia dan semakin mendekatkan diri dengan tuntunan agama, beramal shalih lebih tekun, menghadiri majelis ilmu, serta berteman dengan orang-orang shalil agar terpicu menjadi orang yang lebih bertaqwa.